Monday, January 1, 2007

MENGENAL KOAN KONG / SATYA DHARMA KALAMA


OM MANI PAD ME HUM

Konon pada akhir dinasti Han sekitar tahun 199-220 (Sesudah Masehi) telah terjadi perang saudara yakni perebutan kekuasaan, sehingga menyebabkan negara di daratan Tiongkok itu terpecah dan terbagi atas tiga negara (Sam Kok), yaitu negara WEI, negara SUK dan negara WU ( tahun 220-280 Sesudah Masehi).



Koan Kong/Satya Dharma adalah seorang Jenderal negara SUK yang amat sangat populer. Dalam suatu pertempuran dengan negara WU, ia tertangkap bersama anaknya. Kemudian keduanya dihukum mati dengan hukuman pancung kepala.

Pada suatu malam Bhiksu Phu Ching yang berdiam digunung Yu Chuan saat bermeditasi, mendengar teriakan "kembalikan kepalaku !!!, kembalikan kepalaku!!!" secara berulang-ulang berteriak keras dan histeris. Bhiksu Phu Ching menengadah dan konsentrasi mengamati dengan seksama darimana datangnya suara ditengah malam tersebut, karena ingin tahu siapa orang yang berteriak teriak itu.

Ternyata suara itu datangnya dari teriakan arwah Koan Kong yang sangat penasaran. Demikian Bhiksu Phu Ching dengan kekuatan batinnya melihat Koan Kong turun dari angkasa menunggang kuda sambil menggenggam sebilah golok besar. Lalu Bhiksu Phu Ching bersama kekuatan batin memukul pelana kuda dengan kebutan cambuknya dan seraya berkata "dimana Yun Chang?/Un Tiang/Koan kong". Pertanyaan itu membuat Koan Kong menjadi sadar. (pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan khas guru-guru sekte Dhyana kepada siswanya yang bertanya tentang Dharma, kadangkala tidak dapat dimengerti, apalagi pertanyaan sang guru mengandung Dharma, jadi harus mengetahui sendiri isi jawabannya).

Lalu roh Koan Kong meminta diberi petunjuk dan doa ke jalan yang benar. Sang Bhiksu berkata,"dulu salah atau sekarang benar tak perlu dipersoalkan lagi, karena terjadi pada saat sekarang tentunya ada sebab pada masa lalu."

Bhiksu Phu Ching bertanya "Anda dicelakakan oleh Li Meng, kini anda berteriak teriak, kembalikan kepalaku !. Coba anda berpikir pada masa lalu berapa banyak jenderal dan prajurit yang telah anda penggal lehernya, lalu kepada siapa mereka menuntut agar kepalanya dapat dikembalikan?".

Koan Kong menjadi semakin sadar, demikian berlutut memohon dihadapan Bhiksu Phu Ching untuk menerima permohonan Tisarana dan Pancasila (menganut agama Buddha yang mentaati sila).

Sejak itu roh Koan Kong sering datang ke Vihara tempat kediaman Bhiksu Phu ching di gunung Yu Chuan untuk mendapat bimbingan Dharma lebih lanjut.

Telah tercatat pada sejarah masa Tiga Negara (Sam Kok). Menurut kamus praktis istilah ajaran Buddha (Sheh Yun Fuo Shue Cheh Tien), Bhiksu yang berdiam di Vihara gunung tersebut adalah Bhiksu Chih-Ie adalah guru besar sekte Tien Tai. Koan Kong menerima Tisarana dan Pancasila dari guru besar sekte Tien Tai dan arwah Koan Kong pernah mendengarkan khotbah Bhiksu Shen Siu (kakak seperguruan Patriarch VI / sekte Dhyana) dan bertanya jawab tentang Dharma dengan beliau. Oleh sebab itu terdapat banyak Sangharama yang menghormatinya sebagai Sangharama (Dewa Pelindung Sangharamapala).

Keterangan :

1.

Umat awam memberi hormat dan memberi puja (bukan memuja) kepada Koan Kong, karena umat awam menganggapnya sebagai Dharmapala (Dewa Pelindung Dharma), yang sangat setia dan senantiasa menolong orang yang dalam keadaan bahaya atau menderita, serta melindungi orang yang patut dilindungi.
2.

Tidak semua Vihara mempunyai pratima Koan Kong dan tidak semua umat Buddha memuja Koan Kong.
3.

Pada akhir dinasti Han (Tung Han, Heu Han) dari tahun 199-220 Sesudah Masehi, telah terjadi perang saudara yang bertujuan berebut kekuasaan antara Chau Chao (Menteri yang menguasai raja), Liu Pei (Menteri dan bangsawan yang ingin menumpas atau meruntuhkan kekuasaan Chau Chao) yang dibantu oleh Koan Kong dan Sun Chien. Perang yang berebut kekuasaan ini merupakan awal terbentuknya TIGA NEGARA.

Chau Phi anak sulung Chau Chao menumbangkan dinasti Han, lalu mendirikan kerajaan dinasti WEI (tahun 220-265), maka pada tahun berikutnya Liu Pei mendirikan negara SUK (Suk Han) di wilayah yang dikuasainya dari tahun 222 hingga 280 tahun Sesudah Masehi, sehingga kerajaan dinasti Wei terdapat tiga negara. Oleh sebab itu pada zaman dinasti Wei disebut zaman Tiga Negara. Negara Suk dibasmi oleh negara Wei pada tahun 263 Sesudah Masehi, sedangkan negara Wu baru dapat ditumpas habis pada tahun 280 Sesudah Masehi. Toto/sumberSMI


Tambahan :

1. Liu Meng yang menangkap Koan Kong adalah jenderal negara Wu yang terkenal dan banyak jasa.
2. Chau Chao meninggal pada tahun 220 Sesudah Masehi, kemudian diberi gelar raja oleh anak nya.
3. Koan Kong meninggal pada tahun 219 Sesudah Masehi.
4. Liu Pei meninggal pada tahun 223 Sesudah Masehi.
5. Sun Chien meninggal pada tahun 252 Sesudah Masehi.

Sunday, December 31, 2006

PARITTA SUCI PENDUPAAN

OM MANI PAD ME HUM

GATHA PENDUPAAN

Pendupaan mulai menghangat dan menyala-nyala
Dharmadhatu, Dharmadhatu diliputi wanginya
Diliputi wanginya, wanginya.
Dihadapan para Buddha yang sedang musyawarah.

O… Awan kebahagiaan terbentuk dimana-mana
Saat pujianku telah berlimpah-limpah
Para Buddha menampakkan diri-Nya
Om Vajra Dhupe Ah Hum

YIDAM VAJRA DEWA BHUMI

OM MANI PAD ME HUM

Vajra Prthivi (Vajra Dewa Bhumi)

Vajra Prthivi adalah seorang dewaDharmapala Bhumi yang memiliki kekuatan dan kemampuan untuk merubah wujud yang sangat dahsyat dan selalu memberikan perlindungan kepada setiapsadhaka yang melatih dan melaksanakan ajaran-ajaran dharma secara benar serta murni. Hyang Buddha Sakyamuni pernah memberikan berkah kepada Vajra Prthivi ini, sehingga membuatnya memiliki kemampuan dalam melindungi segala sesuatu yang berada di areal seluas 168.000 Yugandhara (satuan dalam istilah Buddhis) apapun yang terjadi di seantero bumi ini akan dapat diketahui olehnya.

Karena Vajra Prthivi ini memiliki kekuatan dan kemampuan untuk merubah wujud yang maha dasyat, maka beliau juga berkemampuan untuk memberikan berkah kepada makhluk hidup, memberikan pertolongan dalam masalah pengobatan berbagai penyakit. Memberikan pelayanan melalui kemampuan iddi, yang paling penting adalah dapat menolong makhluk hidup dalam menentukan batas-batas territorial dengan para mmara,sehingga dengan demikian dapat menjinakan para mara yang datang mengancam. Oleh karena kedekatannya dengan alam manusia, makabagi siapa saja yang mau meluangkan waktu untuk menekuni, mempelajari dan melaksanakan ilmu dan ajaran dharma Vajra Prthivi ini, maka dengan cepat sekali kita kita akan mendapatkan yukta dengan beliau,dan caranya adalah sangat mudah, dimana saja dan kapan saja dapat dilakukan. Untuk itu saya (Lian Sheng Huofo) membeberkan seluruh rahasia berkenaan dengan Vajra Prthivi ini kepada umum.

Ketika dizamannya Sakyamuni Buddha, Vajra Prthivi ini pernah mengucapkan sumpahnya bahwa beliau bertekad agar seluruh makhluk hidup dapat memperoleh berkah besar yang tiada taranya, dengan syarat para makhluk hidup harus mau benar-benar bertekad dan menetapkan hati untuk menetapkan hati untuk menekuni ajaran ajaran Dharma yang benar dan murni serta melaksanakan perbuatan baik. Dengan memenuhi persyaratan tersebut, maka dimanapun kita berada Vajra Prthivi akan selalu menyertai kita dan memberikan perlindungan kepada kita. Dengan melapalkan mantra"Vajra Prthivi",maka apapun yang kita minta pasti akan dikabulkan, termasuk memohon berkah kesejahteraan dengan mengharapkan kekuatan iddhi atau memohon pertolongan atas berbagai penyakit. Begitu juga berbagai macam gangguan dari para mara serta perbuatan-perbuatan orang jahat seperti megirimkan isim jahat atau benda benda kotor yang mencelakakan dan lain-lain , akan dengan sendirinya dihalau dan dilenyapkan karena kita dilenyapkan karena kita telah melaksanakan dan mengamalkan Sadhana Simabhandana Vajra Prthivi.

Sadhana Simabhandana Vajra Prthivi

Waktu untuk mengamalkan Dharma ini sangatlah khusus dan spesifik,yaitu pada hari-hari yang disebut hari "8 Suci". Mengapa harus pada hari hari itu ? karena pada hari itu lah " Bintang Phusa" muncul diangkasa, dan bila kita mengamalkan Sadhana Simabhandana Dharma Vajra Prthivi pada hari "8 Suci"ini,apapun yang kita mohon pasti akan terkabul. Memohon harta, memohon kesembuhan dari penyakit, memohon Sadhana, memohon kekuatan iddhi dan sebagaimana pasti akan terkabulkan . perlu diperhatikan sekali lagi,bahwa"Bintang Phusa" adalah bintangnya Vajra Prthivi atau Vajra Dewa Bhumi dan waktu untuk mengamalkan Sadhana Dharma adalah pada malam hari, ketika bintang tersebut bintang muncul diangkasa.

Pertama-tama kita perlu menyiapkan beberapa ruangan kamar yang bersih, buatlah sebuah altar di dalam ruang itu sebagaimana altar-altar pada umumnya. Boleh menggunakan rupang Sakyamuni Buddha. Sebelum waktunya tiba, basuh dan bersihkan seluruh tubuh kita dan siapkan beberapa macam persembahan. Untuk memulainya, kita membacakan mantra kesucian dan mantra Amurwa Bhumi serta mantra mengundang. Setelah itu lakukanlah Maha Namaskara, Maha Persembahan dan Catur Sarana. Perisai Perlindungan, Sutra Agung Avalokitesvara,Sukhavati Vyuha Dharani dan Catvari Apramanani Gatha. Mantra mengundang Vajra Prthivi (Dewa Bhumi) adalah sbb : "Tan Ce Tha,Cili cili,Culu Culu,Ci lu cilu, Ci Cu Ci Cu, Tu Cu Tu Cu, MoHa MoHa,WaSha Wa Sha,Svaha."

Selesai 108 kali membacakan mantra tersebut, maka para sadhaka yang telah memiliki Cibyacaksu akan dapat melihat dengan jelas kehadiran seorang Vajra. Dengan kedua kaki menapak di atas bumi,dewa yang seluruh tubuhnya mengenakan baju berlapis baja keemasan ini hadir dengan kedua tangan memegang senjata Candra Surya sambil memelototkan ketiga matanya. Janganlah terkejut apalagi takut menghadapinya, segeralah memohon dengan segala ketulusan semoga apa yang kita inginkan dapat terkabul. Keluarkan 4 helai benang Pancawarna, letakkan di atas meja altar, lalu secara rahasia nyapakan mantra Sadhana Simabhandana pelindung diri sbb: "Tan Ce Tha, Mi Se Li, Mo She Cie Ce, Nai Ce Ci Ce, Puo Ti Puo Ti Li,Ti Ce Phi Ce, Ci Ci Ce,Chi Pho Ce Li, Svaha."

Selesai satu kali menyapakan mantra ini, buatlah sebuah simpul pada benang Pancawarna, demikian seterusnya sampai 21 kali dan 21 buah sampul. Ada dua macam manfaat pada benang Pancawarna ini, yaitu :

1. Bila dilekatkan pada tubuh,maka setiapsaat kita akan selalu berada dalam perlindungan Vajra Prthivi (Vajra Dewa Bhumi), sehingga tak akan mempan dicelakakan oleh siapapun, demikian juga dengan segala macam ilmu hitam. Begitu pula perlindungan Vajra Prthivi dapat dikenakan untuk orang yang sedang menderita sakit.
2. Masing-masing benang Pancawarna ini telah diikat simpul sebanyak 21 ikatan, maka pada seluruh 4 helai benang pancawarna ini terdapat 84 buah simpul. Tanamkanlah keempat benang pancawarna ini di empat penjuru dari tempat altar kita dan letakkan,dengan demikian maka segala jenis roh jahat dan dedemit tidak akan sanggup menerobos masuk ke dalam altar kita, demikian juga para setan gentayangan serta dewa bumi lainnya tak akan mampu memasuki altar kita,karena altar kita telah mendapat perlindungan dari kekuatan Sadhana Simabhandana Vajra Prthivi.

Hal-hal penting dalam mengamalkan ajaran ini adalah bahwa ketika kita selesai melapalkan 108 kali mantra mengundang, agar supaya upacara ritual semakin lengkap dan sempurna, boleh juga kita membuat mudra " Mengundang Dewa Bhumi". Caranya adalah dengan tangan kiri memegang erat Vajra Dorje tiga kaki, ibu jari tangan dilipatkan ketengah telapak tangan, dan keempat jari lainnya diangkat lurus kedepan dengan telapak tangan menghadap keluar, lalu lapalkan "Svaha' sebanyak 3 kali, pada saat itu YA.Vajra Prthivi atau Vajra Dewa Bhumi pasti akan tampil dihadapan kita.

Dalam tradisi Vajrayana Yang Arya Vajra Prthivi juga dikenal dengan sebutan :

1. Yang memiliki hanya sebuah Kobalt disebut Vajra Suci
2. Yang memiliki tiga buah Kobalt disebut Vajra
3. Yang memiliki lima buah Kobalt disebut Vajrayaksaatau Maha Vajra Yaksa

Pada umumnya bentuk kepala Makhluk suci ini lancip menjulang ke atas. Bila kepala ini terbelah dua,maka itu menandakan angkara murka,dan bila rapat kembali berarti tanda-tanda welas asih maitri karuna.

Setelah selesai semua upacara ritual ini, kembalikanlah Vajra Prthivi ke tempat asalnnya.Lalu lakukan pelimpahan jasa (Ettavata).

Pemberitahuan : Bila ada umat Buddha yang berkeinginan tahu lebih jelas lagi tentang ajaran Tantrayana Satya Buddha, silahkan menghubungi Vihara Dharma Hastabrata, Perumahan Taman Duta Mas Blok A6 No.35-36 Jelambar, Jakarta Barat, Telp (021) 5678837 Toto

Sumber :
Bulanan CENFO Indonesia
NO:19, NOV 2002

Kuan Shi Yin Pao Sheng Tsing

OM MANI PAD ME HUM

Kuan Shi Yin Pao Sheng Tsing
(Meng Shou Tsing)

Na Mo Kua Shi Yin Phu Sat Na Mo Fut Na Mo Fa Na Mo Seng
Yu Fut You Yin Yu Fut You Yan Fut Fa Siang Yin Chang Le Wo Cing
Cao Nian Kuan Shi Yin Mu Nian Kuan Shi Yin Nian Nian Cung Sin
Nian Fut Pu Li Sin Thian Lo Shen Ti Lo Shen Jen Li Nan
Nan Li Shen Yi Cie Cai Yang Hua Wei Chen Na Mo Mo Ho Pan Juo
Po Lo Mi

Terjemahan :

Terpujilah Bodhisattva Avalokitesvara !
Terpujilah Sang Buddha ! Terpujilah Dharma ! Terpujilah Sangha !
Karena kami berhubungan dengan Buddha
Karena kami berjodoh dengan Buddha
Sang Buddha dan Dharma juga berhubungan bersama
Kami senantiasa senang akan kesucian
Kami memuji Kuan Shi Yin Phu Sat pada siang hari
Kami memuji Kuan Shi Yin Phu Sat pada sore hari
Puji-memuji kesucian timbul di dalam hati
Puji-memuji Bodhisattva-Bodhisattva ada di dalam hati kami
Thian Lo Shen, Ti Lo Shen
Kami telah membebaskan diri dari penderitaan
Penderitaan juga lenyap dari seluruh badan
Dan segala malapetaka, marabahaya lebur menjadi debu !
Namo Maha Pradnya Paramita !

OM MANI PAD ME HUM

mohon maaf , saat ini web sedang kami buat .
kunjungi lagi lain waktu .
terima kasih.

sorry .undder contruksion .
please browser to here at anader time.
thank